Wednesday 7 September 2016

Merawat Strawberry di polibag

Masih tentang stroberi…
Stroberi merupakan salah satu tanaman populer, bagi  pecinta tanaman. Buah kecil nan mungil ini berasal dari Benua Amerika. Tidak heran jika Stroberi banyak dijadikan tanaman pekarangan di Amerika. Nah, beruntung sekarang stroberi sudah sampai ke negara kita, bahkan di Indonesia ada beberapa daerah yang sudah dikenal sebagai penghasil stroberi. Kali ini kita akan membahas dari awal sampai akhir perawat.

  1. Pilih bibit yang bagus. Awalnya saya mempunyai 4 batang stroberi yang saya beli dari penjual. Karena ingin buru-buru memperbanyak saya tidak mempedulikan ukuran indukan yang ingin diperbanyak. Ternyata setelah semakin lama (semakin mengerti juga) ternyata anakan (sulur) dari induk yang bagus (dalam artian, mahkotanya besar, daunnya lebar, sulurnya panjang kira-kira 30 cm) akan menghasilkan anakan yang bagus juga. Jadinya lebih tahan terhadap penyakit dan lebih cepat bertumbuh.
  2. Tempat yang saya gunakan adalah pot dan polibag ukuran sedang, dengan diameter 20 cm. Saran saya, pot yang digunakan jangan terlalu kecil, tetapi pilihlah ukuran sedang hingga besar. Karena stroberi memiliki umur yang agak panjang (bisa lebih dari 1 tahun), jadi saya sarankan dalam 1 pot/polibag sedang jangan menanam terlalu banyak, cukup 1 sampai 3 tanaman saja, supaya dapat bertumbuh dengan maksimal.
  3. Tanah yang saya gunakan adalah campuran kompos , top soil dan sedikit tanah liat.  Di bagian permukaannya saya buat serabut kelapa, namun ini bisa juga diganti dengan jerami dll. Ini menjaga kelembapan tanah. Selain itu juga menjaga supaya buah tidak nantinya tidak kena ke tanah.
  4. Menanam stroberi ada rahasianya, yaitu jangan sampai mahkotanya ikut tertanam. Tetapi sebaliknya, akar harus sepenuhnya tertutup dengan tanah. Artinya, menanam stroberi tidak boleh terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Ini menjadi kesalahan saya diawal. Saya menanam terlalu dalam sampai menutupi mahkota (crown), sehingga bakal daun (daun muda) sebagian busuk dan beberapa bunga dan sulur baru juga gagal.
  5. Tempatkan stroberi di lokasi yang mendapat minimal 6 jam cahaya matahari langsung. Ini sudah saya coba, awalnya saya menempatkan di lokasi yang mendapat sedikit cahaya matahari langsung (kira-kira 3 jam). Hasilnya adalah, batang tanaman kurus, dan sulur yang tumbuh juga pendek. Setelah saya pindahkan ke tempat yang tepat, tanaman bertumbuh lebih cepat, daun dan batangnya juga lebih sehat dan besar. Selain dari faktor perawatan yang rutin, aku pikir cahaya matahari memang memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan.
  6. Siramlah secara teratur.Saat kemarau, saya menyiramnya 2 kali sehari. Ingat, stroberi tidak suka terlalu kering ataupun terlalu basah. Jadi menyiramnya jangan sampai airnya menggenang di pot yaa, secukupnya saja. Saya sering menyiramnya dengan air bekas pencucian beras. Dari artikel yang saya baca, ini bagus untuk pertumbuhan akar dan buah.
  7. Pangkas sulur yang berlebihan. Daun yang sudah tua juga. Hal ini dilakukan supaya nutrisinya tidak tersita semuanya ke sulur. Saya biasanya meninggalkan maksimal 2 sulur, selebihnya saya potong. Saya memotongnya menggunakan gunting.
  8. Pada usia kira-kira 2 bulan, stroberi akan belajar berbunga. Namun, menurut saran dari peneliti-peneliti stroberi, bunga pertama harus dipangkas, supaya stroberi fokus dulu ke pertumbuhan batang yang kuat, juga supaya tanaman semakin dewasa. Tetapi kalau tidak sabar ingin menikmati buahnya, kamu bisa membiarkan beberapa bunga menjadi buah.
Jika buahnya sudah 70 – 100 % berwarna merah, itu tandanya sudah bisa dipetik.
Tanaman strawberryku sekarang

Oh iya, teman-teman, jangan lupa untuk rutin memperhatikan tanaman stroberimu ya,. Jika sudah waktuya menyiram, segeralah siram, jika waktunya memotong sulur yang berlebih, segeralah memotongnya. Jika tanaman butuh pupuk, segeralah memupuknya. Jika sudah waktunya panen, segeralah memanennya, supaya tidak ditikung sama burung, hehehe.

Nah, selamat bertanam..