Pengalaman bertanam stroberi di polibag/pot
Hallo
everyone. Selamat datang di blog saya. Informasi yang akan saya bagikan kali
ini mengenai bertanam. Bertanam menjadi hobby sebagian orang, termasuk saya.
Saya senang bertanam, dan stroberi adalah cinta pertama saya dalam bertanam.
Buah mungil nan eksotis ini menarik hati saya untuk menanam dan merawatnya. Ini
dia cerita nya.
Cerita ini dimulai
ketika saya duduk di kelas X SMA (sekarang sudah agak tua, hehe ). Saat hendak
ke rumah salah seorang teman, kami melewati halaman orang (saya tidak kenal)
dan melihat buah merah yang unik. Saya bertanya ke teman,”Apa itu?”, dia
menjawab, “Itu adalah stroberi”. (maklum, saat itu baru pertama kalinya saya
melihat pohon strawberry, jadi katronya kelihatan jelas, hehe). Mulai saat
itu,saya mulai tertarik untuk menanamnya. Kebetulan, salah seorang teman saya
ternyata punya,. Jadi saya merayu dan sedikit memohon supaya dia mau
membawakannya untuk saya. Akhirnya,, taraaa… saya punya satu. Segera setelah
sampai dirumah, saya menanamnya di polibag. Itu adalah tanaman pertama saya.
Saat itu tanaman saya sempat berkembang. Namun, setelah kelas 3 SMA, saya
menjadi lebih sibuk untuk persiapan UN, masuk Univ Negeri dan aktivitas
lainnya, sehingga perhatian ke si strawberry berkurang, tanaman-tanaman
tersebut akhirnya mati. Itu karna stroberi butuh perawatan yang rutin.
Saya
melanjutkan pendidikan ke Medan, saya beberapa kali berpikir untuk menanam stroberi
namun tidak terealisasi, hingga pada suatu hari saya dan teman-teman liburan ke
Tanah Karo (rumah teman). Di halaman belakang mereka tumbuh strawberry. Melihat
itu, mata saya langsung berbinar, dan saya terseyum penuh semangat. Dalam
pikiran saya , “Apapun caranya, ini pasti saya bawa pulang”. Saya meminta
kepada pemilik rumah, dia memberikannya.
Selang
beberapa minggu, tanaman tersebut mati. Saya membaca beberapa blog, saya baru
tahu saat itu bahwa strawberry cocok di daerah dataran tinggi (900 hingga 2000m
dpl) dan suhu udara kira2 200C (daerah sejuk) Sementara tempat saya
tinggal di daerah yg sangat panas. Namun bukan berarti strawberry tidak bisa
hidup di dataran rendah ya gais, hanya saja butuh perawatan ekstra. Seperti,
Jika strawberrynya dehidrasi alias kekeringan segera spraykan air bersih,
kemudian bawa ke tempat yang teduh.
Cerita ini
berlanjut setelah selesai kuliah. Saya memutuskan untuk mencari pekerjaan di
kampung halaman saya yang indah (Samosir,, hehe). Kemudian, timbul kembali
keinginan untuk bertanam. Saya mencari informasi kesana-sini tentang penjual
bibit stroberi. Setelah sekian lama, saya mendapatkannya. Saya membeli 1 pot
strawberry berisi 4 batang stroberi dengan harga 20rb. Beberapa hari kemudian,
beberapa stroberi nya ada yang mati karena kurang cahaya matahari padahal saya
menyiram rutin (lha iya, kan tanahnya jadi becek sehingga tanamannya busuk).
Ada juga yang pertumbuhannya tidak baik. Setelah saya membaca beberapa blog,
saya mendapati penyebabnya adalah banyak cacing di dalam pot saya. Akhirnya si
cacing saya singkirkan dan mengganti tanahnya. Hal lain lagi adalah, saya
menanam stroberinya terlau dalam, sehingga crown-nya tertutup tanah, jadi bakal
daun dan bunga gagal bertumbuh. Ini kesalahan yang sering terjadi bagi pemula
seperti saya. Menanam stroberi yang tepat adalah, crown-nya tidak ikut tertanam
(tidak terlalu dalam), tetapi juga akar tidak boleh nampak (tidak terlalu
dangkal). Jadi gunakanlah tanah dengan tepat sehingga stroberinya dapat
bertumbuh dengan baik.
Ini dia tanaman stroberiku
Stroberi telah menghasikan sulur baru
Itu dia
pengalaman saya menanam stroberi. Setelah beberapa bulan, stroberi saya
sekarang sudah ada 12 batang. Aku sungguh bahagia (ini adalah pencapaian yang
baik setelah stroberinya ada beberapa yang mati). Aku harap pembaca tetap
semangat melakukan apa yang menjadi hobbynya dan semakin memperkaya ilmunya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan sampai jumpa
di tulisan selanjutnya..